Masyarakat Indonesia adalah komunitas multikultural besar di dunia dan bahkan yang terbesar. Perbedaan ini menjadikan Indonesia memerlukan sebuah alat untuk mewujudkan suatu integrasi.

Integrasi bangsa harus dipelihara agar tidak menjadi disintegrasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi adalah suatu pembaruan hingga mnejadi kesatuan utuh atau bulat. 

Sejarawan dan ahli politik asal Inggris William Howard Wriggins menjelaskan bahwa integrasi adalah penyatuan (suku) berbeda dari suatu masyarakat menjadi satu kesatuan utuh menjadi sebuah satu bangsa.

Bangsa adalah kelompok manusia yang heterogen dalam hal sifat namun memiliki kehendak tujuan yang sama. Ernest Renan berpendapat bahwa bangsa terbentuk dari orang-orang yang memiliki latar belakang sejarah, perjuangan, penderitaan dan hasrat untuk bersatu.

Jadi integrasi nasional penting dalam sebuah negara majemuk seperti Indonesia. Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang dibentuk berdasarkan ikatan bersama dalam sejarah penjajahan dan penderitaan selama masa kolonialisme.

Ada beberapa faktor yang mendorong dan menghambat terwujudnya integrasi nasional di Indonesia. Berikut beberapa penjelasannya di bawah.
1. Faktor pendorong integrasi
- Ernest Renan berpendapat bahwa faktor pendorong terwujudnya integrasi bangsa adalah adanya perasaan senasib dan memiliki tujuan yang sama.
- Sejarah kolonialisme penjajahan Belanda selama ratusan tahun memberikan dorongan terbentuknya integrasi nasional. Hal ini karena adanya perasaan senasib sependeritaan dari Aceh sampai Papua sehingga terbukalah satu tujuan bersama yaitu bangsa merdeka. 
- Keinginan bersatu seperti dalam pakta Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
- Rasa cinta tanah air dan bangsa yang diwujudkan dalam upaya merebut kemerdekaan, menegakkan kedaulatan baik melalui perjuangan fisik bersenjata atau diplomasi.

2. Faktor penghambat integrasi
- Adanya sifat etnosentrisme yaitu pandangan yang melebih-lebihkan suku/kebudayaan sendiri disertai sikap meremehkan suku lainnya.
- Adanya ketidakadilan dalam hal pembangunan ekonomi dan infrastruktur wilayah sehingga munculnya rasa diskriminasi dan ketidakpercayaan pada pemerintahan pusat.