Ledakan penduduk atau overpopulasi adalah fenomena dimana pertumbuhan penduduk melebihi daya dukung lingkungan itu sendiri.
Daya dukung lingkungan (carriying capacity) yaitu kemampuan sebidang lahan dalam mendukung kehidupan manusia (Sumarwoto, 2000)
Pada lingkungan overpopulasi, jumlah manusia lebih banyak dibandingkan ketersediaan sumber daya pendukung kehidupan seperti air, tanah, makanan, udara bersih dan lainnya.
Ledakan penduduk secara berkesinambungan menyebabkan penurunan kualitas hidup manusia dan bahkan memicu disintegrasi sosial.
Diperkirakan ada sekitar 81 juta manusia bertambah tiap tahun. Seiring fenomena imigrasi yang marak, penurunan angka kematian, terobosan ilmu pengobatan dan naiknya angka kelahiran maka populasi akan semakin bertambah tiap tahun dan menjadi ledakan penduduk jika tidak diantisipasi.
Ledakan penduduk memicu beberapa masalah lingkungan sebagai berikut:
1. Berkurangnya Sumber Daya Alam
Karena populasi manusia terus bertambah dengan cepat maka sumber daya alam yang dapat habis seperti tanah subur, terumbu karang, air tawar, bahan bakar fosil, dan hutan belantara terus menurun tajam. Lihat saja bagaimana menyeramkannya deforestasi di hutan Amazon dan Indonesia. Hal ini menciptakan tuntutan kompetitif pada sumber daya pendukung kehidupan yang vital dan berkontribusi pada penurunan kualitas hidup yang luar biasa.
Menurut sebuah studi yang digagas oleh UNEP Global Environment Outlook, konsumsi manusia yang berlebihan dari sumber daya alam yang tidak terbarukan dapat melampaui sumber daya yang tersedia dalam waktu dekat dan akan habis untuk generasi anak cucu di masa depan.
2. Hilangnya Habitat
Hilangnya berbagai ekosistem termasuk lahan basah, satwa liar, hutan hujan, terumbu karang, bentuk kehidupan air, dan padang rumput sangat dipengaruhi oleh ledakan penduduk. Di luar populasi yang berlebihan, kegiatan seperti pertanian yang berlebihan, pencemaran lingkungan, dan pengembangan lahan yang ekstensif menjadi semakin intensif.
Misalnya, hutan hujan awalnya menutupi 14% dari seluruh permukaan bumi. Saat ini, hutan hujan hanya menutupi sekitar 6% dari permukaan bumi.
Dalam emapat dekade kedepan mungkin hutan hujan akan hilang sama sekali. Selain itu, karena pencemaran lingkungan, 30% terumbu karang laut telah hilang karena pengasaman dan pemanasan global sejak tahun 1980. Selain itu, lebih dari separuh lahan basah asli telah hilang.
3. Memicu Perubahan Iklim
Semakin banyak jumlah orang maka semakin banyak jumlah kendaraan dan industri serta perjalanan udara. Lebih jauh lagi, lebih banyak populasi berarti peningkatan penggunaan sumber energi seperti batu bara dan kayu bakar yang berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca.
Oleh karena itu, karena akumulasi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia dan jejak karbon di atmosfer, maka efek rumah kaca semakin intens, lalu memicu pemanasan global dan perubahan iklim yang meningkat. Efek dari perubahan iklim dan pemanasan global sangat besar yang mengakibatkan kelaparan ekstrim, kekeringan, banjir, dan hilangnya habitat hingga mengancam kelangsungan hidup peradaban manusia.
4. Kepunahan
Overpopulasi telah memaksa hutan di perbatasan semakin terdesak dan hilang, polusi yang meningkat, dan perusakan ekosistem alami yang telah berkontribusi besar pada kepunahan massal spesies. Jumlah spesies yang terancam terus berlipat ganda di seluruh dunia sementara beberapa diantaranya telah benar-benar punah.
Hal ini karena aktivitas manusia seperti pengasaman sistem air, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, polusi, penangkapan ikan yang berlebihan, perburuan, dan penghancuran sistem alam yang disengaja maupun tidak langsung yang diperlukan untuk kelangsungan hidup spesies yang berbeda. Aktivitas manusia ini hanya mengubah kombinasi proses alam, sehingga menghancurkan ekosistem alami yang mendukung keanekaragaman hayati.
5. Krisis Air Bersih
Ledakan penduduk di bumi telah menghancurkan sebagian besar sistem air tawar dunia. Sebagian besar danau, sungai, sungai dan air tanah yang membentuk air tawar telah dibuat tidak terjangkau atau menjadi terlalu tercemar. Menurut pandangan global tentang sumber daya air, aktivitas yang dipengaruhi oleh populasi berlebih ini hanya menyisakan kurang dari 1% air tawar di planet ini yang siap diakses untuk kebutuhan hidup manusia.
Kerentanan/krisis air sudah mempengaruhi banyak negara yang kelebihan penduduk, terutama di beberapa negara berkembang, karena permintaan akan air cenderung lebih banyak daripada air yang dapat diakses. Jutaan spesies ikan dari ekosistem air tawar berada di ambang kepunahan. Dengan demikian, seiring bertambahnya jumlah penduduk manusia, demikian pula masalah aksesibilitas air tawar yang berkualitas semakin meningkat.
6. Menurunnya Harapan Hidup
Overpopulasi menurunkan standar hidup karena menciptakan tekanan pada sumber daya vital untuk bertahan hidup dan meningkatkan kesulitan mengakses pasokan makanan, air, energi, kesehatan, keamanan, dan tempat tinggal yang berkualitas secara konsisten. Akibatnya, orang miskin menjadi lebih miskin, dan mereka sering memilih kondisi hidup yang buruk untuk bertahan hidup.
Akhirnya, hal itu menimbulkan harapan hidup yang lebih rendah. Situasi ini serius di negara-negara berkembang seperti Asia selatan dan Afrika sub-Sahara di mana sebagian besar penduduk miskin tunduk pada pola makan yang tidak memadai dan buruk.
7. Memicu Endemi dan Pandemi
Menurut WHO, ledakan penduduk merupakan salah satu penyebab utama cepatnya kemunculan dan munculnya penyakit pada manusia. Kelebihan penduduk memperburuk berbagai faktor lingkungan dan sosial seperti polusi, kekurangan gizi, kondisi hidup yang padat, dan kurangnya perawatan kesehatan yang membuat masyarakat miskin rentan terhadap penyakit menular. Penyakit seperti TBC, malaria, HIV, disentri hingga Covid 19 menyebar lebih cepat di daerah padat penduduk.
8. Pertanian Intensif
Di daerah di mana populasinya tinggi, orang menggunakan praktik pertanian yang dapat menghasilkan lebih banyak produk makanan dengan input yang lebih murah dan tanpa merambah ke tanah sekitarnya karena kebijakan perlindungan lingkungan baru-baru ini. Pertanian intensif telah mengakibatkan, dan telah menyebabkan penipisan kesuburan tanah, munculnya kembali parasit, munculnya parasit baru, hilangnya ekosistem, pencemaran sistem air, dan penurunan keanekaragaman hayati.
9. Meningkatnya Pengangguran, Tingkat Kejahatan, dan Kekerasan
Di negara-negara yang kelebihan penduduk, pekerjaan yang tersedia lebih sedikit daripada populasi pencari kerja secara keseluruhan. Hal ini berkontribusi pada tingginya tingkat pengangguran. Pada gilirannya, kurangnya pengangguran menyebabkan meningkatnya tingkat kejahatan karena pencurian, kartel narkoba, dan kelompok-kelompok milisi yang dieksploitasi sebagai pilihan untuk memperoleh sumber daya dan kebutuhan dasar seperti makanan, standar hidup yang baik, dan kekayaan. Kekerasan dan konflik muncul ketika orang mulai bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas.