Peta topografi termasuk ke dalam jenis peta umum dan sering disebut peta kontur. Peta topografi tidak terlalu banyak memberikan informasi secara detail tentang suatu daerah, kecuali informasi mengenai kenampakan alam/fisiografi atau tinggi rendahnya bentuk permukaan bumi saja.

Salah satu ciri khas peta topografi adalah adanya garis kontur. Garis kontur menghubungkan titik ketinggian yang sama. Jarak anar kontur disebut kontur interval yang nilainya selalu seragam.

Dalam praktiknya, siswa harus mampu memahami tentang cara membaca kontur interval (Ci), menentukan skala peta topografi, menentukan titik ketinggian diantara dua kontur dan menghitung kemiringan lereng.

Simak langkah-langkahnya di bawah ini, pastikan kalian catat ya.

1. Menentukan kontur interval
Salah satu kemampuan dasar dalam memahami peta topografi adalah menentukan berapa nilai Ci atau kontur interval. Kontur interval peta topografi selalu sama dan tidak pernah memiliki nilai yang berbeda. Contohnya perhatikan peta kontur berikut. Berapakah nilai kontur intervalnya?. 

Mudah bukan, pasti kalian bisa melihat bahwa jarak antar konturnya adalah 200 karena nilai dari 200 ke 400 kemudian ke 800 dan 1000 maka loncatannya adalah 200. Ini versi mudahnya, jadi kalau ada soal seperti di atas maka gampang sekali menentukan nilai kontur intervalnya.

2. Menghitung nilai Ci dan Skala
Yang kedua adalah menghitung nilai kontur interval atau skala peta topografi dengan menggunakan rumus. Rumus dasar peta topografi adalah:

Contoh soal peta topografi:
Diketahui terdapat sebuah peta topografi dengan skala 1: 25.000. Berapakah nilai kontur intervalnya?.

Jawab
Ci = 1 / 2.000 x penyebut skala
Ci = 1 / 2.000 x 25.000
Ci = 25.000 / 2.000
Ci = 12,5 m (ingat satuan jarak di peta topografi adalah meter)

Contoh soal peta topografi 2:
Diketahui sebuah peta topografi memiliki nilai Ci 12,5. Hitunglah skala peta topografi tersebut?. 

Jawab
12,5 = 1 / 2.000 x penyebut skala
skala = 12,5 x 2.000
skala = 25.000
Jadi skalanya adalah 1: 25.000 (sama kan dengan nilai di soal no 1?, ini hanya dibalik saja pertanyaannya)

3. Mengetahui Titik Ketinggian Tertentu
Garis kontur dapat juga digunakan untuk mengetahui titik ketinggian pada peta topografi. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Contoh soal:
Perhatikan peta kontur berikut:

Jika jarak A-C adalah 16 cm dan jarak A-B adalah 4 cm maka ketinggian titik B pada peta adalah ....

Jawab:
1. Selisih ketinggian A- B adalah 960-920 = 40 m
Jadi kontur intervalnya adalah 40

Titik ketinggian B adalah
B= (d1/d2 x Ci) + titik A
B = (Jarak A-B/Jarak A-C x Ci ) + titik A
B = (4/16 x 40) + 920
B = 930

Jadi ketinggian titik B adalah 930 mdpl.

4. Menghitung Kemiringan Lereng Pada Peta Topografi
Kita juga bisa menghitung nilai kemiringan lereng dengan melihat data kontur yang ada di peta topografi. Contoh soal mencari kemiringan lereng ada di bawah:

Diketahui peta topografi dengan kontur sebagai berikut. Hitunglah nilai persentase kemiringan lerengan A - B?.

Langkah pertama adalah mencari skala peta di atas dulu. Kontur interval peta di atas adalah 25 m, dengan melihat garis oranye yang tebal. Ada 4 garis, jadi tinggal tambahkan aja jadi 25, 50, 75, 100 dst.

Ci = 1/2.000 x penyebut skala
25 = 1/2.000 x penyebut skala
Penyebut skala = 50.000 atau setiap 1 cm mewakili 500 m

Kedua adalah hitung jarak A ke B.
Jarak A ke B pada peta 4 cm, maka jarak sebenarnya adalah 2.000 m

Ketiga hitung beda ketinggian
Tinggi A 125 m dan tinggi B 25 maka beda tinggi adalah 125-25 m= 100 m

Keempat hitung kemiringan lereng (S)/Slope.
S dalam %  = (beda tinggi / jarak A - B) x 100%
S = (100/2.000) x %
S = 5%
Maka kemiringan lerengnya 0,05 %

Kemiringan dalam derajat adalah
Tan 𑁛 = beda tinggi/jarak A-B
Tan 𑁛 = 100/2.000
Tan 𑁛 = 0,05
𑁛 = 2,85⁰

Begitulah beberapa rumus pada peta topografi dari yang paling mudah hingga yang paling sulit, selamat belajar.