Peta jalur sutra

Kolonialisme dan imperialisme tidak terlepas dari kegiatan perdagangan yang telah dilakukan manusia sejak beribu tahun lalu. Salah satu jalur perdagangan kuno terkenal adalah silk road atau jalur sutra.

Jalur Sutra bukanlah jalan yang paten atau arah rutenya tunggal. Istilah Jalur Sutra merujuk pada jaringan rute yang digunakan oleh para pedagang selama lebih dari 1.500 tahun, sejak dinasti Han di Tiongkok membuka perdagangan pada 130 SM sampai 1453 M, ketika Kekaisaran Ottoman menutup perdagangan dengan Barat. 

Ahli geografi dan penjelajah Jerman Ferdinand von Richthofen pertama kali menggunakan istilah ”jalan sutra” pada tahun 1877 M untuk menggambarkan jalur barang yang dilalui dengan baik antara Eropa dan Asia Timur. 

Istilah silk road ini juga berfungsi sebagai metafora untuk pertukaran barang dan ide antara budaya yang beragam. Meskipun jaringan perdagangan sering disebut sebagai Jalur Sutra, beberapa sejarawan lebih menyukai istilah Rute Sutra karena lebih mencerminkan banyak jalur yang diambil oleh para pedagang.

Jalur Sutra membentang sejauh kurang lebih 6.437 kilometer (4.000 mil) melintasi beberapa lanskap paling tangguh/ekstrim di dunia, termasuk Gurun Gobi dan Pegunungan Pamir. Dengan tidak adanya satu pemerintah untuk melakukan pemeliharaan, jalan-jalan biasanya dalam kondisi buruk. 

Perampok di Jalur Sutra adalah hal biasa. Untuk melindungi diri, para pedagang bergabung bersama dalam karavan dengan unta atau hewan angkut lainnya. Hanya sedikit orang yang menempuh seluruh rute, sehingga menimbulkan sejumlah perantara dan pos perdagangan di sepanjang jalan.

Komoditas yang diperdagangkan di Jalur Sutra antara lain sutra, emas, giok, teh dan rempah-rempah. Hanya barang-barang mewah yang diperdagangkan. Cina menyuplai sutra ke Asia Barat dan wilayah Mediterania, sementara rempah-rempah diperoleh dari Asia Selatan.

Tidak hanya terkait perdagangan, kota-kota di sepanjang jalur ini juga tumbuh menjadi pusat pengetahuan, budaya dan seni. Orang-orang dari berbagai latar belakang suku, budaya berinterkasi satu sama lain sehingga muncul penyebaran agama misalnya baik Hindu, Buddha, Islam ke berbagai penjuru belahan bumi.

Salah satu pengelana Jalur Sutra yang paling terkenal adalah Marco Polo (1254 M – 1324 M). Lahir dari keluarga saudagar kaya di Venesia, Italia, Marco bepergian dengan ayahnya ke China (saat itu Cathay) ketika dia baru berusia 17 tahun. 

Mereka melakukan perjalanan selama lebih dari tiga tahun sebelum tiba di istana Kubilai Khan di Xanadu pada tahun 1275 M. Marco tinggal di istana Khan dan dikirim dalam misi ke bagian-bagian Asia yang belum pernah dikunjungi oleh orang Eropa. Sekembalinya dari sana, Marco Polo menulis tentang petualangannya, dan membuat peta rute perjalanannya.

Sulit untuk melebih-lebihkan pentingnya Jalur Sutra dalam sejarah peradaban dunia. Agama dan ide menyebar di sepanjang Jalur Sutra sama lancarnya dengan transfer komoditas barang. Kota-kota di sepanjang rute tumbuh menjadi kota multikultural. 

Pertukaran informasi memunculkan teknologi dan inovasi baru yang akan mengubah dunia. Kuda-kuda yang diperkenalkan ke China berkontribusi pada kekuatan Kekaisaran Mongol, sementara bubuk mesiu dari China mengubah sifat perang di Eropa dan sekitarnya. 
Sisa kota kuno di Irak, dilalui jalur sutra

Penyakit juga menyebar di sepanjang Jalur Sutra. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wabah Black Death, yang menghancurkan Eropa pada akhir 1340-an M, kemungkinan menyebar dari Asia di sepanjang Jalur Sutra. 

Zaman Penjelajahan memunculkan rute yang lebih cepat antara Timur dan Barat, tetapi bagian dari Jalur Sutra terus menjadi jalur penting di antara beragam budaya. Saat ini, sebagian dari Jalur Sutra terdaftar dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.